Tinggi Badan Orang Tua Tidak Berkaitan dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita
Abstract
Latar belakang: Stunting merupakan permasalahan gizi khususnya pada anak dibawah 5 tahun yang mulai menjadi perhatian di Indonesia, mulai dari daerah hingga pusat, selama 10 tahun terakhir. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting termasuk salah satunya adalah tinggi badan orang tua.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tinggi badan orang tua sebagai penyumbang faktor genetik terhadap kejadian stunting pada anak balita
Metode: Desain penelitian cross-sectional yang dilakukan selama 10 (sepuluh) bulan di Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak 198 balita usia 6 s.d. 59 bulan dijadikan sampel penelitian dengan 95 balita laki-laki dan 105 balita perempuan yang memenuhi persyaratan menjadi responden. Orang tua balita diwawancara dan balita dilakukan pengukuran tinggi badan.
Hasil: Sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan (52%), mempunyai rerata usia balita 28,03 ± 14,534 bulan, rerata usia ibu 29,42 ± 6,848 tahun dan kategori paling banyak usia ibu pada rentang usia 20 hingga 35 tahun (78,8%). Selain itu, ibu sebagian besar memiliki pendidikan lanjut (51,5%) sedangkan ayah sebagian besar memiliki pendidikan dasar (46%). Tidak terdapat perbedaan bermakna tinggi badan ayah dan ibu pada kejadian stunting balita laki-laki (p ayah = 0,249; p ibu = 0,207) maupun pada balita perempuan (p ayah = 0,545; p ibu = 0,714).
Kesimpulan: Tinggi badan orang tua baik ayah maupun ibu tidak berkaitan dengan terjadinya stunting pada anak balita.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.32922/jkp.v12i1.949
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemprov. Bangka Belitung Jalan Telaga Biru I Desa Padang Baru - Bangka Tengah
JKP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKAPINANG) INDEXED BY:
MAPS: