Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Terhadap Morfologi Bakteri Neisseria gonorrhoeae

Lu’lu’il Adawiyah, Maruni Wiwin Diarti, Erlin Yustin Tatontos

Abstract


Lama waktu yang digunakan untuk menginkubasi bakteri akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri tersebut secara makroskopis dan mikroskopis. Biakan bakteri pada kondisi inkubasi yang lama atau diatas waktu optimum yang diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh akan mempengaruhi morfologi bakteri secara mikroskopis, bentuk bakteri akan berbeda dari bentuk dasarnya sehingga tidak dapat diamati dengan jelas karena pengaruh lama waktu inkubasi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh lama waktu inkubasi terhadap morfologi bakteri Neisseria gonorrhoeae, penelitian ini bersifat pre-eksperiment yang menggunakan biakan murni bakteri Neisseria gonorrhoeae (gram negatif) dengan waktu inkubasi 24, 48, 72, dan 96 jam. Hasil preparat bakteri Neisseria gonorrhoeae diperoleh bentuk mikroskopis bakteri coccus pada lama waktu inkubasi 24 dan 48 jam dengan kategori baik. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa lama waktu inkubasi yang baik digunakan untuk mengamati morfologi bakteri Neisseria gonorrhoeae pada lama waktu inkubasi 24 dan 48 jam.

Keywords


Morfologi Bakteri, Neisseria Gonorrhoeae, Waktu Inkubasi

Full Text:

PDF

References


Arjani, I. A. M. S. (2015). Identifikasi Agen Penyebab Infeksi Menular Seksual. Skala Husada, 12 Nomor 1, 15–21.

Aryal, S. (2017). Biochemical Test and Identification of Neisseria gonorrhoeae.

Boleng, D. T. (2017). Bakteriologi : Konsep - Konsep Dasar (Kedua). Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.

Brooks, G., Carrol, K., Butel, J., Morse, S., & Mietzner, T. (2012). Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology 25th Edition. (A. Adityaputri.) (Ed 25). Jakarta: Peneribit Buku Kedokteran EGC.

Carrol, K. C., Butel, J. S., Morse, S. A., & Mietzner, T. (2016). Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology 27th Edition (27th Edition). United States: McGraw-Hill Education.

Fifendy, M. (2017). Mikrobiologi (Pertama). Depok: Kencana, Prenadamedia Group.

FKUB. (2003). Bakteriologi Medik. Malang: Banyumedis.

Guerra, F., Yu, Y., Macdonald, L., Menon, S., Pritchard, J., Whelan, M., & Allen, V. (2018). Ontario Gonorrhea Testing and Treatment Guide, 2 nd Edition Guide. Toronto. Retrieved from https://www.publichealthontario.ca/en/eRepository/guide-gonorrhea-testing-treatment.pdf

Idrus, I. (2017). Team Based Learning : Modul Gonore. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar.

Kawuri, R., Ramona, Y., & Darmayasa, I. B. G. (2007). Buku Ajar Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Biologi F. MIPA UNUD : Bukit Jimbaran.

Kemenkes RI. Laporan Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan IV Tahun 2016 (2017).

Kraus, S. J. (2009). Culture Methods for Neisseria gonorrhoea. Journal of Reproductive Systems, Vol 3, hlm 343–349. https://doi.org/10.3109/01485017908988426.

Meganada Hiaranya Putri, Sukini, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Gigi : Mikrobiologi (Pertama). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Murray, P. R., Rosenthal, K. S., & Michael A. Pfaller. (2016). Medical Microbiology (8th Edition). Canada: Elsevier Inc.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (xix). Jakarta: Rineka Cipta.

Octiara, D. L., & Ungu, B. (2018). Electrochemical Biosensor Sebagai Diagnostik Terbaru Terhadap Penyakit Gonore, 7, 255–260.

Padoli. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Mikrobiologi dan Parasitologi Kedokteran. (I. Winarni). Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Pelczar, M. J. & C. (2009). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Purnawati, A., Wuryandari, Y., Suryaminarsih, P., Wiyatiningsih, S., Nirwanto, H., & Mujoko, T. (2017). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jawa Timur: Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran.”

Smith, A., & Baker, M. (1997). Cefsulodin Chocolate Blood Agar : A Selective Medium For The Recorvery of Haemophilus influenzae From The Respiratory Secretions of Patients With Cystic Fibrosis. J. Med. Microbiol, 46, 883–885.

Triastuti, L. E., & Hadi, P. (2017). Uji Beda Sensitivitas Bakteri Neisseria gonorrhoeae Terhadap Levofloksasin Dan Kanamisin Secara In Vitro, 6(2), 782–790.

Ulfah, Liliek Harianie, Nur Kusmiyati, P. D. F. (2018). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

WHO. (2016). WHO Guidelines For The Treatment of Neisseria gonorrhoeae. Switzerland. Retrieved from http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/246114/1/9789241549691-eng.pdf

Widodo, D. L. U. (2016). Modul 1 : Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi (hlm. 1–61).




DOI: https://doi.org/10.32922/jkp.v7i2.83

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemprov. Bangka Belitung Jalan Telaga Biru I Desa Padang Baru - Bangka Tengah

JKP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKAPINANG) INDEXED BY:

          






MAPS: