Pengaruh Penambahan Kecambah Kacang Hijau Terhadap Tingkat Kesukaan dan Kadar Vitamin C Brownis

Jayati Jayati, Novidiyanto Novidiyanto

Abstract


Anemia merupakan masalah gizi di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi. Salah satu usaha untuk meningkatkan absorbsi zat besi dalam tubuh yaitu asupan vitamin C, yang bersumber dari kecambah kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kecambah kacang hijau ((Phaseolus radiatus (L)) terhadap tingkat kesukaan dan kadar vitamin C brownis. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap. Perbandingan kecambah kacang hijau dan tepung terigu dalam formulasi yaitu: F1 (0:100%), F2 (30%:70%) dan F3 (50%:50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownis F2 memiliki tingkat kesukaan paling disukai terhadap warna dan tekstur, sedangkan brownis F3 memiliki tingkat kesukaan paling disukai terhadap aroma dan rasa. Formula 2 merupakan formula terpilih dengan kandungan vitamin C sebesar 1.32 mg/5 g sampel. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa warna dan tekstur brownis terdapat perbedaan signifikan sedangkan aroma dan rasa brownis terdapat perbedaan yang tidak signifikan.

Keywords


tingkat kesukaan, kadar vitamin C, kecambah kacang hijau, brownis

Full Text:

PDF

References


Adriani, M. & Wirjatmadi, B. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Association of Analytical Chemist (AOAC). (2007). Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. Arlington:Virginia USA: Association of Official Analytical Chemist, Inc.

Badriah, D. (2011). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: PT RefikaAditama.

Bakta, I.M. (2006). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Defri, T. (2011). Pemanfaatan Kentang Dan Kecambah Kacang Hijau Sebagai Alternatif Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Skripsi. Malang. Universitas Brawijaya

Hartati, Rahayu, T., Kurdi, F. & Soegiyanto. (2012). Pengaruh Asupan Micro Nutrient, Aktivitas Fisik dan Jenis Kelamin Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Penderita Anemia. Journal of Physi¬cal Education and Sports, 1(2), 156-160.

Hamidah, S. (1996). Bahan Ajar Patiseri. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta

Kartika, Bambang, P. dan Wahyu, S. (1988). Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan Pusat Antar Pangan dan Gizi. Yogyakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Riset Kesehatan Dasar.

Kirana, D. (2011). Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian anemia pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Made, A. (2016). Proses Pencoklatan (Browning Process) Pada Bahan Pangan. Denpasar. Universitas Udayana

Setyaningsih, D., Apriyantono, A, & Sari, M. P. (2010). Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.

Winarno, F.G. (2002). Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Winarno, F.G. 2004. Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Winarno, F.G. & A.H. Pudjaatmaka.(1997. Gluten dalam ensiklopedia Nasional Indonesia.Jilid 6. Jakarta:PT. Cipta Adi Pustaka




DOI: https://doi.org/10.32922/jkp.v6i2.49

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemprov. Bangka Belitung Jalan Telaga Biru I Desa Padang Baru - Bangka Tengah

JKP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKAPINANG) INDEXED BY:

                  






MAPS: